Kamis, 12 Juni 2014

Bedah Buku 2014; Mathematics And Art

Matematika dan seni adalah 2 hal yang kelihatan sangat berbeda. Namun tidakkah kita berpikir bahwa keduanya sangat berhubungan erat? Satu kata untuk mendeskripsikan keduanya adalah “Indah”. Seni indah dari segi penampilannya, sedangkan Matematika itu indah dari dilihat dari konsepnya. Alasan ini menjadi latar belakang penyelenggaraan acara bedah buku tahun 2014 oleh Himpunan Mahasiswa Matematika (HMM) Universitas Sanata Dharma.
Acara bedah buku yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 17 Mei 2014 ini mengambil tema “Mathematics and Art” dan mengulas buku dengan judul yang sama, disusun oleh Claude P. Bruter dengan pembicara dari mahasiswa matematika angkatan 2012, yaitu Happy Cristanti, Boby Gunarso, Ilga Purnama Sari dan Auxilia Maria Aroran. Secara garis besar, buku tersebut membahas hubungan antara matematika dengan seni yang dilihat dari tiga sisi yaitu seni visual, seni musik, dan film.
Dari segi visual, aplikasi matematika bisa dipahami setidaknya dalam dua hal. Pertama, matematika dalam seni mangacu pada topik seperti perspektif dalam lukisan, simetri dalam seni hias. Seniman yang telah terinspirasi oleh matematika akan belajar matematika sebagai sarana melengkapi karya mereka. contohnya pematung Yunani Polykleitos yang membuat patung dengan serangkaian proposisi matematika untuk ukiran laki-laki yang ideal telanjang (Doryphoros), dan pengembangan fractal. Kedua, matematika sebagai seni mengacu pada matematika visual. Dengan munculnya computer grafis, matematikawan telah mampu menciptakan seni-seni visual yang menakjubkan. Mereka telah mengembangkan matematika, sehingga terkadang formula-formulanya menghasilkan struktur, pola atau bentuk yang tidak ada di alam, bahkan tidak kelihatan manfaatnya. Sampai saat ini, sudah banyak karya seni yang merupakan aplikasi dari formula matematika, diantaranya gambar timbul, perspektif, dan permukaan grafis atau luasan.
Ada pula rasio emas yang seringkali digunakan oleh seniman, termasuk Leonardo da Vinci dalam salah satu karyanya “The Last Supper” dimana ruangan, meja, dan ornament-ornamennya dilukis berdasar rasio ini. Konstruksi dengan rasio emas disukai karena dinilai indah dan ideal, bahkan sampai salah satu bangunan kuna Parthenon di Athena, Yunani diketahui memiliki rasio emas yang terdapat di dalam bentuk persegi panjang dari bangunan itu. rasio ini juga sering muncul dalam benda-benda di alam, seperti dalam bunga matahari dimana sudut-sudut benih yang berdekatan berkorespondensi dalam rasio emas. Selain itu, hal yang tidak kalah menarik perhatian adalah simetri. Topik ini merupakan salah satu topik yang terkenal sejak zaman Yunani kuno sampai sekarang dan menarik karena kita sering menemukan simetri di berbagai hal, mulai dari benda-benda di alam sampai penataan ruangan. Jelas terlihat bahwa konsep matematika digunakan dalam penciptaan suatu seni visual yang menarik.
Dari segi musik, teori music terkadang menggunakan matematika untuk memahami music, meskipun music tidak memiliki dasar aksiomatik dalam matematika modern. Kaitan matematika dengan music sebenarnya ada sejak zaman Pythagoras. Doktrin utama mereka adalah bahwa “seluruh alam terdiri dari harmoni yang timbul dari bilangan”. Namun saat ini, matematika dan music tampaknya sudah menjadi pengetahuan yang independen, padahal ada hubungan erat diantara keduanya. Music untuk matematika, dan matematika untuk music. Music untuk matematika maksudnya music membangun keterampilan matematika. Music dapat mengundang matematikawan untuk membuat formula-formula baru sehingga memberikan kreasi music yang lebih ekspresif dan menarik. Matematika untuk music maksudnya kreativitas dalam bermusik menjadi takterbatas, karena adanya penemuan formula-formula baru yang bisa direalisasikan ke dalam pembuatan music.
Yang terakhir adalah tentang matematika dan film. Matematika sering ditampilkan dalam berbagai film dengan genre bermacam-macam. Penerapannya juga bervariasi. Ada film yang hanya menampilkan sekilas tentang matematika, misalnya matematikanya hanya ada pada saat adegan sedang berada di kelas. Tetapi ada pula film yang membahas berbagai hal tentang matematika seperti matematikawan, applied mathematics, bahkan mengenai suatu teorema matematika. Bukan hanya sebagai penampilan pada suatu film, matematika juga dapat membantu dalam sebuat pembuatan film. Matematika sering digunakan dalam pembuatan film-film animasi. Seorang animator di Pixar Animation Studio, Tony DeRose pernah menjelaskan tentang bagaimana matematika sederhana membantu pembuatan animasi. Inilah sebabnya matematika berhubungan dengan film. Matematika sering digunakan dalam pembuatan film-film. Baik sebagai tampilannya, maupun dalam proses pembuatan film, khususnya film animasi.
Kegiatan bedah buku tahun ini seharusnya membuat mahasiswa matematika USD semakin tertarik untuk mempelajari matematika lebih lanjut, sebab matematika dan konsep-kosep di dalamnya itu indah, dan kegunaannya juga berlimpah. Mari bersama menikmati keindahan matematika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar