Matematika
dan seni adalah 2 hal yang kelihatan sangat berbeda. Namun tidakkah kita
berpikir bahwa keduanya sangat berhubungan erat? Satu kata untuk
mendeskripsikan keduanya adalah “Indah”. Seni indah dari segi penampilannya,
sedangkan Matematika itu indah dari dilihat dari konsepnya. Alasan ini menjadi
latar belakang penyelenggaraan acara bedah buku tahun 2014 oleh Himpunan
Mahasiswa Matematika (HMM) Universitas Sanata Dharma.
Acara
bedah buku yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 17 Mei 2014 ini mengambil tema
“Mathematics and Art” dan mengulas buku dengan judul yang sama, disusun oleh
Claude P. Bruter dengan pembicara dari mahasiswa matematika angkatan 2012,
yaitu Happy Cristanti, Boby Gunarso, Ilga Purnama Sari dan Auxilia Maria Aroran.
Secara garis besar, buku tersebut membahas hubungan antara matematika dengan
seni yang dilihat dari tiga sisi yaitu seni visual, seni musik, dan film.
Dari
segi visual, aplikasi matematika bisa dipahami setidaknya dalam dua hal.
Pertama, matematika dalam seni mangacu pada topik seperti perspektif dalam
lukisan, simetri dalam seni hias. Seniman yang telah terinspirasi oleh
matematika akan belajar matematika sebagai sarana melengkapi karya mereka.
contohnya pematung Yunani Polykleitos yang membuat patung dengan serangkaian
proposisi matematika untuk ukiran laki-laki yang ideal telanjang (Doryphoros),
dan pengembangan fractal. Kedua, matematika sebagai seni mengacu pada
matematika visual. Dengan munculnya computer grafis, matematikawan telah mampu
menciptakan seni-seni visual yang menakjubkan. Mereka telah mengembangkan
matematika, sehingga terkadang formula-formulanya menghasilkan struktur, pola
atau bentuk yang tidak ada di alam, bahkan tidak kelihatan manfaatnya. Sampai
saat ini, sudah banyak karya seni yang merupakan aplikasi dari formula
matematika, diantaranya gambar timbul, perspektif, dan permukaan grafis atau
luasan.
Ada
pula rasio emas yang seringkali digunakan oleh seniman, termasuk Leonardo da
Vinci dalam salah satu karyanya “The Last Supper” dimana ruangan, meja, dan
ornament-ornamennya dilukis berdasar rasio ini. Konstruksi dengan rasio emas
disukai karena dinilai indah dan ideal, bahkan sampai salah satu bangunan kuna
Parthenon di Athena, Yunani diketahui memiliki rasio emas yang terdapat di
dalam bentuk persegi panjang dari bangunan itu. rasio ini juga sering muncul
dalam benda-benda di alam, seperti dalam bunga matahari dimana sudut-sudut
benih yang berdekatan berkorespondensi dalam rasio emas. Selain itu, hal yang
tidak kalah menarik perhatian adalah simetri. Topik ini merupakan salah satu
topik yang terkenal sejak zaman Yunani kuno sampai sekarang dan menarik karena
kita sering menemukan simetri di berbagai hal, mulai dari benda-benda di alam
sampai penataan ruangan. Jelas terlihat bahwa konsep matematika digunakan dalam
penciptaan suatu seni visual yang menarik.
Dari
segi musik, teori music terkadang menggunakan matematika untuk memahami music,
meskipun music tidak memiliki dasar aksiomatik dalam matematika modern. Kaitan
matematika dengan music sebenarnya ada sejak zaman Pythagoras. Doktrin utama
mereka adalah bahwa “seluruh alam terdiri dari harmoni yang timbul dari
bilangan”. Namun saat ini, matematika dan music tampaknya sudah menjadi
pengetahuan yang independen, padahal ada hubungan erat diantara keduanya. Music
untuk matematika, dan matematika untuk music. Music untuk matematika maksudnya
music membangun keterampilan matematika. Music dapat mengundang matematikawan
untuk membuat formula-formula baru sehingga memberikan kreasi music yang lebih
ekspresif dan menarik. Matematika untuk music maksudnya kreativitas dalam
bermusik menjadi takterbatas, karena adanya penemuan formula-formula baru yang
bisa direalisasikan ke dalam pembuatan music.
Yang
terakhir adalah tentang matematika dan film. Matematika sering ditampilkan
dalam berbagai film dengan genre
bermacam-macam. Penerapannya juga bervariasi. Ada film yang hanya menampilkan
sekilas tentang matematika, misalnya matematikanya hanya ada pada saat adegan
sedang berada di kelas. Tetapi ada pula film yang membahas berbagai hal tentang
matematika seperti matematikawan, applied
mathematics, bahkan mengenai suatu teorema matematika. Bukan hanya sebagai
penampilan pada suatu film, matematika juga dapat membantu dalam sebuat
pembuatan film. Matematika sering digunakan dalam pembuatan film-film animasi.
Seorang animator di Pixar Animation
Studio, Tony DeRose pernah menjelaskan tentang bagaimana matematika
sederhana membantu pembuatan animasi. Inilah sebabnya matematika berhubungan
dengan film. Matematika sering digunakan dalam pembuatan film-film. Baik
sebagai tampilannya, maupun dalam proses pembuatan film, khususnya film
animasi.
Kegiatan bedah buku tahun ini seharusnya membuat
mahasiswa matematika USD semakin tertarik untuk mempelajari matematika lebih
lanjut, sebab matematika dan konsep-kosep di dalamnya itu indah, dan
kegunaannya juga berlimpah. Mari bersama menikmati keindahan matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar